Selamat Datang

Terima kasih saya ucapkan kepada siapa saja yang sudah kunjung ke blog ini, mudah - mudahan blog ini dapat memberikan manfaat kepada saudara - saudari sekalian

salam ........france lamenmior

Minggu, 31 Januari 2010

Damai Larantuka



Ibu Maria dan Tuan Ana setiap tahun menghipnotis warga Larantuka, Nusa Tenggara Timur, tiga hari menjelang Paskah. Mereka diarak dalam hening doa. Tradisi sejak 500 tahun lalu itu masih bertahan dan menjadi daya tarik wisata rohani.

Ibu Maria atau Bunda Maria Reinha Rosari adalah pelindung Kota Larantuka di wilayah timur Indonesia. Adapun Tuan Ana adalah sebutan bagi putra Maria, Yesus Kristus atau Isa Almasih. Setiap Jumat Agung atau saat kematian Isa Almasih, warga Larantuka yang mayoritas memeluk agama Katolik melakukan prosesi mengarak patung Maria dan Yesus keliling kota. Prosesi panjang itu diliputi keheningan doa. Ini adalah tradisi panjang peninggalan Portugis yang datang ke wilayah itu sejak abad ke-16.

Perlahan, tanpa disadari, tradisi ini menarik minat wisatawan mancanegara dan domestik. Tidak hanya menikmati aksi kultural menjelang Paskah, para wisatawan itu sebagian juga ikut larut dalam prosesi iman umat Katolik. Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan, Rabu (8/4), prosesi Jumat Agung di Larantuka sudah menjadi bagian dari wisata rohani bagi umat Katolik di seluruh dunia saat menjelang Paskah.

Masih minimnya fasilitas penginapan di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, bukan menjadi kendala bagi para peziarah Katolik berkunjung ke kota itu untuk mengikuti prosesi Jumat Agung.

"Warga kota itu selalu siap membuka pintu rumahnya bagi siapa pun yang berziarah ke Larantuka untuk menginap di rumahnya. Ini sudah mentradisi," katanya.

Namun, fasilitas penunjang wisata seperti hotel dan infrastruktur pendukung lainnya belum memadai sehingga masih menjadi kendala untuk menjaring lebih banyak wisatawan berkunjung ke kota kecil di ujung timur Pulau Flores itu.

Gubernur Lebu Raya mengatakan, banyak investor berkeinginan untuk membangun hotel di Larantuka, tetapi dari sisi bisnis, mereka merasa kurang beruntung karena prosesi Jumat Agung berlangsung sekali dalam setahun menjelang Paskah.

Jauh sebelum tibanya prosesi Jumat Agung pada 10 April 2009, semua penginapan di Larantuka sudah dipesan para peziarah dari mancanegara, nusantara, dan NTT sehingga tak ada lagi kamar kosong bagi para peziarah yang datang sepekan menjelang prosesi.




Larantuka mulai terasa hening dalam doa saat Kamis Putih, Kamis, atau sehari menjelang perayaan prosesi Jumat Agung sehingga pelaksanaan pemilu legislatif pun digeser waktu pelaksanaannya pada 14 April 2009 untuk menghormati kekhusyukan umat Katolik dalam menjalankan ibadah pada Kamis Putih yang bersamaan dengan pelaksanaan pemilu.

Gubernur Lebu Raya mengatakan, fasilitas penginapan di Kota Reinha Rosari Larantuka memang sangat terbatas, tetapi tak ada satu pun peziarah atau wisatawan merasa telantar di Tanah Larantuka.

"Warga Larantuka akan menjadikan rumah tinggalnya sebagai hotel bagi para peziarah jika tak lagi mendapat penginapan. Inilah bentuk budi yang dapat diberikan warga kepada siapa pun yang berziarah ke Larantuka," katanya.

1 komentar:

  1. Bagus dan menarik juga blog anda. Link ke blog saya di http://larantuka2009.blogspot.com

    BalasHapus