Selamat Datang

Terima kasih saya ucapkan kepada siapa saja yang sudah kunjung ke blog ini, mudah - mudahan blog ini dapat memberikan manfaat kepada saudara - saudari sekalian

salam ........france lamenmior

Jumat, 26 Februari 2010

Jenis-jenis Status Jomblo


Ferb 27, 2010 · Posted by france lamenmior

Ternyata dalam status Jomblo itu terbagi-bagi menjadi 9 jenis status jomblo. Hal ini tidak pernah saya pikirkan, entah saya ini memiliki status jomblo apa dan bagaimana ciri-cirinya. Karena bagi saya yang namanya jomblo itu ya sendirian ga punya pacar entah itu cewek maupun cowok. Ga ada masalah kok dengan status yang namanya jomblo itu. Buktinya tetep aja happy-happy ajah orang-orang jomblo. Yah memang ada plus dan minusnya sih. Tapi yang jelas orang jomblo bukan berarti ga laku cuman belum laku :P . Ya udah mari kita simak langsung jenis-jenis status jomblo.

  1. Jomblo Sejati –Jomblo yang satu ini murni belum pernah pacaran, belum mengerti tentang cinta, fokus pikirannya hanya belajar
    dan belum pernah naksir siapa siapa.
    Ciri-cirinya : Kacamata tebal,
    penampilan tidak terjaga, fashion
    berantakan dan sering keliatan korek
    upil didepan umum.
  2. Jomblo Sniper –Jomblo yang ini belum pernah pacaran
    tetapi sudah ada yang sejak lama
    ditaksirnya hanya saja blom berani
    nembak sampe sekarang. Ciri-cirinya :
    Sering tidak keliatan di tempat umum
    karena kurang PD dan nyali, sering
    mangkal ditempat tempat sepi, kadang
    membawa teropong untuk mengintai dan
    terlihat membawa banyak karet gelang
    untuk nembak cicak didinding.
  3. Jomblo Negatif –Yang satu ini baru jadi jomblo setelah
    dipecat (dibaca:ditinggal/diputusin)
    oleh pacarnya dan berada dalam suasana
    sedih, desprated, dikecewakan, tidak
    bisa terima kenyataan dan membenci
    yang namanya cinta. Ciri-cirinya :
    Gampang sirik, sering kesel, bad mood,
    emosional dan membenci film film
    berbau romantis. So bagi yang lagi
    mesra mesra nya mohon hindari jomblo
    yang satu ini apalagi yang sabet
    mantan pacarnya. VERY DANGEROUS !
  4. Jomblo Biru –Jomblo yang satu ini baru putus
    pacaran secara resmi (sama sama
    merestui) karena uda bosan atau jenuh
    dan lagi kosong. Ciri-cirinya : Wajah
    ceria seperti narapidana yang baru
    bebas, menikmati hidup dan menemukan
    kehidupannya kembali, sering terlihat
    hangout rame rame dan happy happy dan
    banyak lagi, kesimpulannya MERDEKA !
  5. Jomblo Finale –Jomblo yang satu ini uda lagi dekat
    dekatnya dengan seseorang dan hampir
    melepas status kejombloannya. Ciri-
    cirinya : Setiap hari tidak terlepas
    dari cermin, make up, fashion update,
    bodycare, rajin rajin baca zodiak,
    sering senyum senyum sendiri kalo lagi
    baca SMS.
  6. Jomblo Hunter –Jomblo yang ini menikmati kehidupan
    jomblonya dan sering sekali gonta
    ganti pasangan dan jomblo lagi,
    hunting lagi,
    jomblo lagi, hunting lagi dan
    seterusnya…jomblo lagi…
    Ciri-cirinya : Punya bakat selebriti,
    PD abis, daya tarik yang luar biasa,
    terlihat sering tebar pesona sana sini
    dan makanan sehari hari : add friend
    di Friendster.
  7. Jomblo Impossible –Khusus cowok, yang ini berstatus
    jomblo karena yang ditaksirnya adalah
    seseorang yang tidak mungkin didekati
    lagi, seperti selebriti selebriti
    (Britney, JLo, Maskot Kensington),
    istri tetangga, pacarnya konglomerat,
    istri simpanan bos, dll Ciri-cirinya :
    Selalu tampil keren 24 jam sehari 7
    hari seminggu, kalo berbicara seperti
    aktor dan merasa dirinya Tom Cruise.
  8. Jomblo Forever – Khusus cewek, yang ini berstatus
    jomblo karena menunggu dan berharap
    bisa menikahi pria idaman
    seperti :Andy lau,Jang Dong Gun,Brad
    Pitt. Ciri-cirinya : Terlihat menempel
    foto, poster idolanya dimana mana,
    dikamar tidur, kamar mandi, buku
    tulis, wallpaper handphone dan dalam
    dompetnya. Dalam doanya : Jadikanlah
    aku cinderela dan Jang Dong Gun
    Pangerannya.
  9. Jomblo Error –Jomblo ini belum pernah bisa sukses
    pacaran karena asal nembak seseorang
    gagal terus, nembak yang lain ditolak
    terus dan selalu naksir seseorang yang
    sudah ada yang punya. Kacihan deh loe.
    Ciri-cirinya : Selalu keliatan berapi
    api, bernafsu, kalo kenalan langsung
    tawarin tunangan besoknya langsung
    ngajak merried. Kata kata pertama
    sewaktu kenalan : “Hi, kenalan nama
    gue…, married yuk!”


kalaupun anda jomblo............termaksud golongan berapa ya....?

Franck Mior

Sabtu, 13 Februari 2010

SMS cinta valentine day



Saya berikan SMS cinta valentine day untuk kalian yang suka cinta,ini mungkin sangat berarti untuk kalian atau tidak, karena saya menulis ini dengan penuh cinta dan kehangatan dalam diri saya. Saya sangat terharu kepada Palentina yang meninggal dunia saya hanya bisa memberikan SMS cinta valentine day ini. Mungkin bisa membantu kepada para wanita yang putus cinta.
======================================================
saat mendengar gemericik letusan senapan
hati ini was-was terdengar seruan orang
hati terberanjak keluar
mata melotot meneteskan air mata melihat darah berceceran
hati diam berdoa di kegelapan malam
berdoa kepada para pejuang yang meninggalkan dunia
=============================================
saat kamu meneteskan airmata
kamu kehilangan cinta
aq datang dengan membawa cinta
dan aq bilang I LOVE YOU
==========================
ada ombak ada karang
ada gula ada semut
ada hari valenteine ada cinta
====================
coklat memberikan suasana cinta
rasa coklat juga bisa memberi kemanisan kepada diri kamu
coklat memberikan cinta valentine day
============================================
cinta adalah makna
makna ada didalam cinta
makna dan cinta menjadi satu
jadila valentine day
======================
saat hati terjebak oleh cinta
saat diri ini tidak bisa menahan
dan terhanyut oleh getaran cinta
betapa indah nya cintamau oooh valentine day
=================================
saat diriku menatap mu
hatiku terjebak oleh cinta
terpesona hatiku menatap mu
saat dirimu melihatku
hati terasa tenang dan dameh
aq ingin memelukmu dan mengucapkan selamat hari valentine

Hari Valentine


(bahasa Inggris: Valentine's Day), pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.

Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya. Sementara sebagian orang menganggap hari Valentine sebagai momen yang paling sulit, penuh tekanan sekaligus dangkal karena semakin panjang periode sebuah hubungan cinta, semakin besar tekanan yang pasangan itu alami karena menipisnya ide-ide orisinal. [1]

Sejarah Hari Valentine



Perayaan Kesuburan bulan Februari

Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.

Hari Raya Gereja

Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:

Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.

Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Valentinius

Guru ilmu Agnostisisme yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143. Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep... dalam agama Kristen yang umum. Stephan A. Hoeller, seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang Valentinius mengenai hal ini: "Selain sakramen permandian, penguatan, ekaristi, imamat dan perminyakan, aliran gnosis Valentinius juga secara prominen menekankan dua sakramen agung dan misterius yang dipanggil "penebusan dosa" (apolytrosis) dan "tempat pelaminan"..

Era abad pertengahan

Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa

For this was sent on Seynt Valentyne's day ("Untuk inilah dikirim pada hari Santo Valentinus")
When every foul cometh there to choose his mate ("Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya")

Pada zaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan mereka "Valentine" mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London. Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada zaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:

  • Sore hari sebelum santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati syuhada), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis "Dari Valentinusmu".
  • Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.

Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.

Hari Valentine pada era modern

Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary".)

Tradisi Hari Valentine di negara-negara non-Barat

Di Jepang, Hari Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran, sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di kantor-kantor. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai Giri-choko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, sebuah hari balasan, disebut “Hari Putih”(White Day) muncul. Pada hari ini (14 Maret), pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.

Di Taiwan, sebagai tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih, masih ada satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik dari fungsinya. Namanya adalah "Hari Raya Anak Perempuan" (Qi Xi). Hari ini diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut tarikh kalender kamariyah Tionghoa.

Di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini menjadi budaya populer di kalangan anak muda. Bentuk perayaannya bermacam-macam, mulai dari saling berbagi kasih dengan pasangan, orang tua, orang-orang yang kurang beruntung secara materi, dan mengunjungi panti asuhan di mana mereka sangat membutuhkan kasih sayang dari sesama manusia. Pertokoan dan media (stasiun TV, radio, dan majalah remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan valentine.

Kamis, 11 Februari 2010

Askep ERITRODERMA

Terbitkan Entri

ERITRODERMA

A. DEFINISI

  • Eritroderma ( dermatitis eksfoliativa ) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh , biasanya disertai skuama ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 ).
  • Eritroderma merupakan inflamasi kulit yang berupa eritema yang terdapat hampir atau di seluruh tubuh ( www. medicastore . com ).
  • Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan eritema dan skuam yang hampir mengenai seluruh tubuh ( Marwali Harahap , 2000 : 28 )
  • Dermatitis eksfoliata merupakan keadaan serius yang ditandai oleh inflamasi yang progesif dimana eritema dan pembentukan skuam terjadi dengan distribusi yang kurang lebih menyeluruh ( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 ).

B. ETIOLOGI

Berdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat dibagikan dalam 2 kelompok :

1. Eritrodarma eksfoliativa primer

Penyebabnya tidak diketahui. Termasuk dalam golongan ini eritroderma iksioformis konginetalis dan eritroderma eksfoliativa neonatorum(5–0 % ).

2. Eritroderma eksfoliativa sekunder

a. Akibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya , sulfonamide , analgetik / antipiretik dan ttetrasiklin.

b. Meluasnya dermatosis ke seluruh tubuh , dapat terjadi pada liken planus , psoriasis , pitiriasis rubra pilaris , pemflagus foliaseus , dermatitis seboroik dan dermatitis atopik.

c. Penyakit sistemik seperti Limfoblastoma.

( Arief Mansjoer , 2000 : 121 : Rusepno Hasan 2005 : 239 )

C. ANATOMI

Kulit mepunyai tiga lapisan utama : Epidermis , Dermis dan Jaringan sub kutis. Epidermis ( lapisan luar ) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang mengalami tahap diferensiasi pematangan.

Kulit ini melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap kehilangan air , cedera mekanik atau kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit. Lapisan paling dalam epidermis membentuk sel – sel baru yang bermigrasi kearah permukaan luar kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan integritas kulit sel – sel khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam epidermis. Mereka memproduksi melanin , pigmen gelap kulit. Orang berkulit lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit aktif.


Epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :

a. Stratum Korneum

Selnya sudah mati , tidak mempunyai intisel , intiselnya sudah mati dan mengandung zat keratin.

b. Stratum lusidum

Selnya pipih , bedanya dengan stratum granulosum ialah sel – sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir – butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.

Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.

c. Stratum Granulosum

Stratum ini terdiri dari sel – sel pipih. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin.

d. Stratum Spinosum / Stratum Akantosum

Lapisan yang paling tebal.

e. Stratum Basal / Germinativum

Stratum germinativum menggantikan sel – sel yang diatasnya dan merupakan sel – sel induk.

Dermis terdiri dari 2 lapisan :

a. Bagian atas , papilaris ( stratum papilaris )

b. Bagian bawah , retikularis ( stratum retikularis )

Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat lonngar yang tersusun dari serabut – serabut kolagen , serabut elastis dan serabut retikulus

Serabut kolagen untuk memberikan kekuatan pada kulit. Serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit.

Retikulus terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.

Subkutis

Terdiri dari kumpulan – kumpulan sel – sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut – serabut jaringan ikat dermis.

Fungsi kulit :

- Proteksi - Pengatur suhu

- Absorbsi - Pembentukan pigmen

- Eksresi - Keratinisasi

- Sensasi - Pembentukan vit D

( Syaifuddin , 1997 : 141 – 142 )

D. PATOFISIOLOGI

Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas , sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.

Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kult sel – sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel – sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang profus.

Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan imunologik ( alergik ) , tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada mekanismee imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat / metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkojugasi dahulu dengan protein misalnya jaringan , serum / protein dari membran sel untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung sebagai antigen lengkap.

( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 )


E. MANIFESTASSI KLINIS

· Eritroderma akibat alergi obat , biasanya secara sistemik. Biasanya timbul secara akut dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema menyeluruh , sedangkan skuama baru muncul saat penyembuhan.

· Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering addalah psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi ( Penyakit Leiner ).

Eritroderma karena psoriasis

Ditemukan eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi psoriasis dapat ditemukan kelainan yang lebih eritematosa dan agak meninngi daripada sekitarnya dengan skuama yang lebih kebal. Dapat ditemukan pitting nail.

Penyakit leiner ( eritroderma deskuamativum )

Usia pasien antara 4 -20 minggu keadaan umum baik biasanya tanpa keluhan. Kelainan kulit berupa eritama seluruh tubuh disertai skuama kasar.

Eritroderma akibat penyakit sistemik , termasuk keganasan. Dapat ditemukan adanya penyakit pada alat dalam , infeksi dalam dan infeksi fokal. ( Arif Masjoor , 2000 : 121 )

F. KOMPLIKASI

Komplikasi eritroderma eksfoliativa sekunder :

- Abses - Limfadenopati

- Furunkulosis - Hepatomegali

- Konjungtivitis - Rinitis

- Stomatitis - Kolitis

- Bronkitis

( Ruseppo Hasan , 2005 : 239 : Marwali Harhap , 2000 , 28 )

G. PENGKAJIAN FOKUS

Pengkajian keperawatan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk mendeteksi infeksi. Kulit yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah amat rentan terhadap infeksi dan dapat menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme pathogen yang akan memperberat inflamasi antibiotik , yang diresepkan dokter jika terdapat infeksi , dipilih berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas.

H. Biodata

  1. Jenis Kelamin

Biasnya laki – lak 2 -3 kali lebih banyak dari perempuan.

  1. Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit dahulu ( RPM )

Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus , psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik dan dermatosiss atopik , limfoblastoma.

Riwayat Penyakit Sekarang

Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama kulit.

c. Pola Fungsi Gordon

1. Pola Nutrisi dan metabolisme

Terjadinya kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negative mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pasien ( dehidrasi ).

2. Pola persepsi dan konsep diri

Konsep diri

Adanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan / lembaran zat tanduk yang besr – besar seperti keras selafon , pembentukan skuama sehingga mengganggu harga diri.

3. Pemeriksaan fisik

a. KU : lemah

b. TTV : suhu naik atau turun.

c. Kepala

Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.

d. Mulut

Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat.

e. Abdomen

Adanya limfadenopati dan hepatomegali.

f. Ekstremitas

Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.

g. Kulit

Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit , sisik halus dan skuama.

( Marwali Harahap , 2000 : 28 – 29 : Rusepno Hasan , 2005 : 239 , Brunner & Suddarth , 2002 : 1878 ).

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN FOKUS INTERVENSI

1. Gangguan integritas kulit bd lesi dan respon peradangan

Kriteria hasil : - menunjukkan peningkatan integritas kulit

- menghindari cidera kulit

Intervensi

a. kaji keadaaan kulit secara umum

b. anjurkan pasien untuk tidak mencubit atau menggaruk daerah kulit

c. pertahankan kelembaban kulit

d. kurangi pembentukan sisik dengan pemberian bath oil

e. motivasi pasien untuk memakan nutrisi TKTP

2. Gangguan rasa nyaman : gatal bd adanya bakteri / virus di kulit

Tujuan : setelah dilakuakn asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi luka pada kulit karena gatal

Kriteria hasil : - tidak terjadi lecet di kulit

- pasien berkurang gatalnya

Intervensi

a. beritahu pasien untuk tidak meggaruk saat gatal

b. mandikan seluruh badan pasien ddengan Nacl

c. oleskan badan pasien dengan minyak dan salep setelah pakai Nacl

d. jaga kebersihan kulit pasien

e. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gatal

3. Resti infeksi bd hipoproteinemia

Tujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil : - tidak ada tanda – tanda infeksi

( rubor , kalor , dolor , fungsio laesa )

- tidak timbul luka baru

Intervensi

a. monitor TTV

b. kaji tanda – tanda infeksi

c. motivasi pasien untuk meningkatkan nutrisi TKTP

d. jaga kebersihan luka

e. kolaborasi pemberian antibiotik


DAFTAR PUSTAKA

- Brunner 7 Suddarth vol 3 , 2002. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH, Jakarta : EGG

- Doenges M E. 1999. Rencana asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan pasien edisi 3 , Jakarta : EGC

- Harahap Marwali 2000 , Ilmu Penyakit Kulit , Jakarta : Hipokrates

- Hasan Rusepno 2005 , Ilmu Keperawatan Anak , Jakarta : FKUI

- Mansjoer , Arief , 2000 , Kapita Selekta Kedokteran , Jakarta : EGC

- Syaifudin , 1997 , anatomi Fisiologi , Jakarta : EGC

Rabu, 10 Februari 2010

Askep GADAR, CEDERA KEPALA



ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CEDERA KEPALA

• Pengertian

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)

• Klasifikasi

Klasifikasi trauma kepala berdasarkan Nilai Skala Glasgow (SKG):

  1. Minor

• SKG 13 – 15

• Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.

• Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.

  1. Sedang

• SKG 9 – 12

• Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.

• Dapat mengalami fraktur tengkorak.

  1. Berat

• SKG 3 – 8

• Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.

• Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.

• Etiologi

• Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.

• Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan.

• Cedera akibat kekerasan.

• Patofisiologis

Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak.

Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. Konsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan volume darah) pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi.



Genneralli dan kawan-kawan memperkenalkan cedera kepala “fokal” dan “menyebar” sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus. Cedera fokal diakibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi kontusio serebral dan hematom intraserebral, serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu: cedera akson menyebar, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. Jenis cedera ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer serebral, batang otak, atau dua-duanya.


Manifestasi Klinis

• Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih

• Kebungungan

• Iritabel

• Pucat

• Mual dan muntah

• Pusing kepala

• Terdapat hematoma

• Kecemasan

• Sukar untuk dibangunkan

• Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.

• Komplikasi

• Hemorrhagie

• Infeksi

• Edema

• Herniasi

• Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium: darah lengkap (hemoglobin, leukosit, CT, BT)

• Rotgen Foto

• CT Scan

• MRI

• Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepala adalah sebagai berikut:

  1. Observasi 24 jam

  2. Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih dahulu.

  3. Berikan terapi intravena bila ada indikasi.

  4. Anak diistirahatkan atau tirah baring.

  5. Profilaksis diberikan bila ada indikasi.

  6. Pemberian obat-obat untuk vaskulasisasi.

  7. Pemberian obat-obat analgetik.

  8. Pembedahan bila ada indikasi.

• Rencana Pemulangan

  1. Jelaskan tentang kondisi anak yang memerlukan perawatan dan pengobatan.

  2. Ajarkan orang tua untuk mengenal komplikasi, termasuk menurunnya kesadaran, perubahan gaya berjalan, demam, kejang, sering muntah, dan perubahan bicara.

  3. Jelaskan tentang maksud dan tujuan pengobatan, efek samping, dan reaksi dari pemberian obat.

  4. Ajarkan orang tua untuk menghindari injuri bila kejang: penggunaan sudip lidah, mempertahankan jalan nafas selama kejang.

  5. Jelaskan dan ajarkan bagaimana memberikan stimulasi untuk aktivitas sehari-hari di rumah, kebutuhan kebersihan personal, makan-minum. Aktivitas bermain, dan latihan ROM bila anak mengalami gangguan mobilitas fisik.

  6. Ajarkan bagaimana untuk mencegah injuri, seperti gangguan alat pengaman.

  7. Tekankan pentingnya kontrol ulang sesuai dengan jadual.

  8. Ajarkan pada orang tua bagaimana mengurangi peningkatan tekanan intrakranial.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

• Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah kejadian.

• Pemeriksaan fisik

• Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot, hiperventilasi, ataksik)

• Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh PTIK

• Sistem saraf :

• Kesadaran à GCS.

• Fungsi saraf kranial à trauma yang mengenai/meluas ke batang otak akan melibatkan penurunan fungsi saraf kranial.

• Fungsi sensori-motor à adakah kelumpuhan, rasa baal, nyeri, gangguan diskriminasi suhu, anestesi, hipestesia, hiperalgesia, riwayat kejang.

• Sistem pencernaan

• Bagaimana sensori adanya makanan di mulut, refleks menelan, kemampuan mengunyah, adanya refleks batuk, mudah tersedak. Jika pasien sadar à tanyakan pola makan?

• Waspadai fungsi ADH, aldosteron : retensi natrium dan cairan.

• Retensi urine, konstipasi, inkontinensia.

• Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik à hemiparesis/plegia, gangguan gerak volunter, ROM, kekuatan otot.

• Kemampuan komunikasi : kerusakan pada hemisfer dominan à disfagia atau afasia akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.

• Psikososial à data ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat pasien dari keluarga.

B. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah:

  1. Resiko tidak efektifnya bersihan jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan gagal nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan intrakranial.

  2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial.

  3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran.

  4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan mual dan muntah.

  5. Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekanan intrakranial.

  6. Nyeri berhubungan dengan trauma kepala.

  7. Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

  8. Kecemasan orang tua-anak berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

  9. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.

• Intervensi Keperawatan

• Resiko tidak efektifnya jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan gagal nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan intrakranial.

Tujuan : Pola nafas dan bersihan jalan nafas efektif yang ditandai dengan tidak ada sesak atau kesukaran bernafas, jalan nafas bersih, dan pernafasan dalam batas normal.

Intervensi :

• Kaji Airway, Breathing, Circulasi.

• Kaji anak, apakah ada fraktur cervical dan vertebra. Bila ada hindari memposisikan kepala ekstensi dan hati-hati dalam mengatur posisi bila ada cedera vertebra.

• Pastikan jalan nafas tetap terbuka dan kaji adanya sekret. Bila ada sekret segera lakukan pengisapan lendir.

• Kaji status pernafasan kedalamannya, usaha dalam bernafas.

• Bila tidak ada fraktur servikal berikan posisi kepala sedikit ekstensi dan tinggikan 15 – 30 derajat.

• Pemberian oksigen sesuai program.

• Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial.

Tujuan : Perfusi jaringan serebral adekuat yang ditandai dengan tidak ada pusing hebat, kesadaran tidak menurun, dan tidak terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.

Intervensi :

• Tinggikan posisi kepala 15 – 30 derajat dengan posisi “midline” untuk menurunkan tekanan vena jugularis.

• Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya

• peningkatan tekanan intrakranial: fleksi atau hiperekstensi pada leher, rotasi kepala, valsava meneuver, rangsangan nyeri, prosedur (peningkatan lendir atau suction, perkusi).

• tekanan pada vena leher.

• pembalikan posisi dari samping ke samping (dapat menyebabkan kompresi pada vena leher).

• Bila akan memiringkan anak, harus menghindari adanya tekukan pada anggota badan, fleksi (harus bersamaan).

• Berikan pelembek tinja untuk mencegah adanya valsava maneuver.

• Hindari tangisan pada anak, ciptakan lingkungan yang tenang, gunakan sentuhan therapeutic, hindari percakapan yang emosional.

• Pemberian obat-obatan untuk mengurangi edema atau tekanan intrakranial sesuai program.

• Pemberian terapi cairan intravena dan antisipasi kelebihan cairan karena dapat meningkatkan edema serebral.

• Monitor intake dan out put.

• Lakukan kateterisasi bila ada indikasi.

• Lakukan pemasangan NGT bila indikasi untuk mencegah aspirasi dan pemenuhan nutrisi.

• Libatkan orang tua dalam perawatan anak dan jelaskan hal-hal yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial.

• Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran.

Tujuan : Kebutuhan sehari-hari anak terpenuhi yang ditandai dengan berat badan stabil atau tidak menunjukkan penurunan berat badan, tempat tidur bersih, tubuh anak bersih, tidak ada iritasi pada kulit, buang air besar dan kecil dapat dibantu.

Intervensi :

• Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan aktivitas, makan – minum, mengenakan pakaian, BAK dan BAB, membersihkan tempat tidur, dan kebersihan perseorangan.

• Berikan makanan via parenteral bila ada indikasi.

• Perawatan kateter bila terpasang.

• Kaji adanya konstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkan BAB.

• Libatkan orang tua dalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan demonstrasikan, seperti bagaimana cara memandikan anak.

• Resiko kurangnnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

Tujuan : Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan volume cayran atau dehidrasi yang ditandai dengan membran mukosa lembab, integritas kulit baik, dan nilai elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :

• Kaji intake dan out put.

• Kaji tanda-tanda dehidrasi: turgor kulit, membran mukosa, dan ubun-ubun atau mata cekung dan out put urine.

• Berikan cairan intra vena sesuai program.

• Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekanan intrakranial.

Tujuan : Anak terbebas dari injuri.

Intervensi :

• Kaji status neurologis anak: perubahan kesadaran, kurangnya respon terhadap nyeri, menurunnya refleks, perubahan pupil, aktivitas pergerakan menurun, dan kejang.

• Kaji tingkat kesadaran dengan GCS

• Monitor tanda-tanda vital anak setiap jam atau sesuai dengan protokol.

• Berikan istirahat antara intervensi atau pengobatan.

• Berikan analgetik sesuai program.

• Nyeri berhubungan dengan trauma kepala.

Tujuan : Anak akan merasa nyaman yang ditandai dengan anak tidak mengeluh nyeri, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.

Intervensi :

• Kaji keluhan nyeri dengan menggunakan skala nyeri, catat lokasi nyeri, lamanya, serangannya, peningkatan nadi, nafas cepat atau lambat, berkeringat dingin.

• Mengatur posisi sesuai kebutuhan anak untuk mengurangi nyeri.

• Kurangi rangsangan.

• Pemberian obat analgetik sesuai dengan program.

• Ciptakan lingkungan yang nyaman termasuk tempat tidur.

• Berikan sentuhan terapeutik, lakukan distraksi dan relaksasi.

• Resiko infeksi berhubungan dengan adanya injuri.

Tujuan : Anak akan terbebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi: suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada pus dari luka, leukosit dalam batas normal.

Intervensi :

• Kaji adanya drainage pada area luka.

• Monitor tanda-tanda vital: suhu tubuh.

• Lakukan perawatan luka dengan steril dan hati-hati.

• Kaji tanda dan gejala adanya meningitis, termasuk kaku kuduk, iritabel, sakit kepala, demam, muntah dan kenjang.

• Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

Tujuan : Anak dan orang tua akan menunjukkan rasa cemas berkurang yang ditandai dengan tidak gelisah dan orang tua dapat mengekspresikan perasaan tentang kondisi dan aktif dalam perawatan anak.

Intervensi :

• Jelaskan pada anak dan orang tua tentang prosedur yang akan dilakukan, dan tujuannya.

• Anjurkan orang tua untuk selalu berada di samping anak.

• Ajarkan anak dan orang tua untuk mengekspresikan perasaan.

• Gunakan komunikasi terapeutik.

• Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.

Tujuan : Tidak ditemukan tanda-tanda gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit tetap utuh.

Intervensi :

• Lakukan latihan pergerakan (ROM).

• Pertahankan posisi postur tubuh yang sesuai.

• Rubah posisi setiap 2 jam sekali atau sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.

• Kaji area kulit: adanya lecet.

• Lakukan “back rub” setelah mandi di area yang potensial menimbulkan lecet dan pelan-pelan agar tidak menimbulkan nyeri.

KESIMPULAN

Trauma kepala terdiri dari trauma kulit kepala, tulang kranial dan otak. Klasifikasi cedera kepala meliputi trauma kepala tertutup dan trauma kepala terbuka yang diakibatkan oleh mekanisme cedera yaitu cedera percepatan (aselerasi) dan cedera perlambatan (deselerasi).

Cedera kepala primer pada trauma kepala menyebabkan edema serebral, laserasi atau hemorragi. Sedangkan cedera kepala sekunder pada trauma kepala menyebabkan berkurangnya kemampuan autoregulasi pang pada akhirnya menyebabkan terjadinya hiperemia (peningkatan volume darah dan PTIK). Selain itu juga dapat menyebabkan terjadinya cedera fokal serta cedera otak menyebar yang berkaitan dengan kerusakan otak menyeluruh.

Komplikasi dari trauma kepala adalah hemorragi, infeksi, odema dan herniasi. Penatalaksanaan pada pasien dengan trauma kepala adalah dilakukan observasi dalam 24 jam, tirah baring, jika pasien muntah harus dipuasakan terlebih dahulu dan kolaborasi untuk pemberian program terapi serta tindakan pembedahan.

DAFTAR PUSTAKA

• Suriadi & Rita Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak , Edisi I. Jakarta: CV Sagung Seto; 2001.

• Hudak & Gallo. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik , Volume II. Jakarta: EGC; 1996.

• Cecily LB & Linda AS. Buku Saku Keperawatan Pediatrik . Edisi 3. Jakarta: EGC; 2000.

• Suzanne CS & Brenda GB. Buku Ajar Medikal Bedah . Edisi 8. Volume 3. Jakarta: EGC; 1999.